Senin, 23 Februari 2015

[Review Novel] Takhta Mahameru: Altitude 3676 Karya Azzura Dayana


Penulis Novel          : Azzura Dayana
Penerbit                    : Indiva Media Kreasi

Cetakan                     : Pertama, Juli 2013

Jumlah halaman     : 416 halaman
ISBN                           : 978-602-8277-92-1










Pada altitude 3676
Aku melihat ketulusan cinta itu
Membentang di puncak mahameru
Aku pun tak ragu lagi
Untuk bicara jujur padamu
Bahwa aku pun inginkan
kehejatian itu



“Kita mendaki bukan karena kekuatan diri sendiri. Kita mengalahkan diri sendiri. -Edmund Hilary”

 Membaca novel Altitude 3673_ Takhta Mahameru, sukses membuat saya mengiris bombay di pelupuk mata: “Sadis gak?
“Segitunya, ya?”
“He’eh....!”
“Saya janji gak akan spoiler disini, tapi curcol aja ahhaha.. jadi cerita awalnya, Altitude 3673_ Takhta Mahameru ini saya kenal terhitung sejak novel ini memenangkan lomba Novel Republika tahun 2012 –entah gimana caranya saya agak lupa. Saya mengenal novel itu dan sempat membacanya sekilas di toko buku. Mungkin belum jodoh, karena saya belum berkecukupan untuk memboyong novel yang saat itu masih berjudul Takhta Mahameru.
Seiring berputarnya rotasi bumi, beberapa kali saya kunjungi lagi toko buku itu untuk memboyong novelnya mbak Azzura Dayana itu. Eh, dengan sesal hati, ternyata novel itu tidak ada lagi di toko buku. Lagi, lagi, mungkin jodoh yang masih enggan bertepuk tangan. Hasrat untuk memiliki Tahta Mahameru di peraduan pun sempat lenyap dari sanubari. Sesekali masih teringat nostalgia, tentang satu alasan kegigihan saya ingin memiliki novel itu, tak lain bersebab perasaan jatuh cinta dengan Mahamerunya. Meskipun terdapat pencitraan yang sama tentang Mahameru (seperti pada novel 5 cm yang bernotabene latar belakang pendakian Gunung Semeru). Jelas terdapat nilai beda dari novel ini, misalnya saja  sisi setting kutu loncat yang kaya dengan ekplorasi makna.
Dalam Altitude 3673 tak cukup dengan setting Ranu Pani dan pegunungan Semeru saja, namun ada suguhan untuk menjelajah sampai ke Bira di Sulawesi. Saat sekilas itu –yang belum berjodoh itu- hanya pemahaman begitu yang masih saya terima. Sehingga apatah secara tidak langsung menyadarkan saya, jika saatnya jodoh harus bertemu maka bertemulah dengan cara yang tak terduga-duga. *Eh?
Kabar gembira ternyata dari Indiva Pres yang merepublish buku Islam Terbaik kategori Fiksi Dewasa dengan tajuk “Altitude 3676 - Takhta Mahameru”. Sekelumit kenangan nostalgia memaksa saya untuk semakin bersemangat memiliki wujud baru dari Tahta Mahameru yang pernah membuat saya meringis. Hamdalah, garis jodoh itu terlukis indah jugalah melalui perantara Bulek saya yang ikut mempromosikan novel ini.
 Usut-usut, seketika ada yang berdesir menyelinap dalam kenangan tentang Tahta Mahameru. Jelaslah mata saya terbelakak. Takhta Mahameru merupakan incaran saya. Bertukar kisah denganya pun terjadi syahdu:
“Lek... asyik novelnnya, kan?, dari Ranu Pane di Malang ke Tanjung Bira di Makassar. Serasa enak banget itu alurnnya, diangankan kalau jalan-jalan itu kok ya mudah loh! Gak Akan sulit dan selalu ada hal baru yang akan kita dapatkan.”
“iya, begitu lengkap dan elegan! Kaya makna dan hikmah tak kepalang.”
Sampai singkat kisahnya, Bulek saya yang baik memberi izin untuk membajak Takhta Mahameru-nya. Dan langsung menyerahkan Takhta Mahameru itu pada saya, hehaa, maksudnnya ya novel Altitude 3676 itu. Hingga segeralah saya santap dengan urutan ingatan penggalan alur cerita yang bersemayan di ingatan. Sampai menemukan ritme yang pas, barulah saya mulai nyambung dan menikmatinya dengan kalap. Alhamdulillah.
Altitude 3676, ya masih tentang Ikhsan yang sedang bertanspormasi dengan kegalauaan hidup masa-lalunnya atau dengan pilihan masa depan yang menantinnya. Tentang Faras, si gadis Ranu Pane -yang hasil telisik saya juga bertanspormasi bertambah solehahnya. Kemudian Faras menjadi karakter yang lebih berani dan “kuat” dengan diri dan “sekitarnya”. Tentang Maretta, si adik tiri Ikhsan yang juga menjadi temat perjalanan Faras. Dia menyebut abang tirinnya itu sebagai monster.
Dari novel Altitude 3676 memberikan begitu banyak taburan inspirasi, kekayaan eksplorasi yang detail, alur kisah yang mendayu ke dalam, dan konfik tokoh yang waw serta merta akan membuat kita sesekali membelakakan mata untuk terkaget, lantas juga tersenyum karena tergelitik. Hal yang paling melekat dalam ingatan saya adalah sensasi di bagian ending: yang menyadarkan saya, betapa novel ini menjunjung tinggi ingatan untuk lebih khusyuk bertadabur ayat-Nya dalm surah Al-a'raf -tempat tertingi.
Hal itu membuat jiwa saya serasa ikut meleleh. Ini novel emang bener-bener punya altitude. Kemudian, berhubung dengan jawaban dari pertannyaan ikhsan tentang: sebelas alasan kenapa harus solat. Dijawab dengan logika hebat yang dipahamkan oleh Faras dengan sanggat anggun. Sekali lagi, meyakinkan kita novel ini memang punya altitude.
Qoute yang oke juga bertaburan di dalamnya, diantaranya adalah:
“Hanya orang-orang dengan rahasia-rahasia dalam hati mereka yang mampu meramalkan rahasia-rahasia di dalam hati kita" (kahlil Gibran)
“Pertanyaanyang pernah ada di bumi ini yang hingga kini kuanggap memusingkan adalah ketika ada orang yang bertanya apakah kamu bahagia dengan hidupmu? Apa sih pentingnnya menannyakan hal itu" (Hal. 131)
"Orang dinilai bukan dari pencapaiannya, tapi mereka dinilai dari apa yang ingin mereka capai. Apa yang mereka cita-citakan. Kamu tidka dinilai dari benda hebat apa saja yang sudah berhasil kamu buat, bukan dari gunung terjal mana saja yang sudah kamu daki, bukan lautan buas mana sja yang sudah kamu arungi. Semangat kamu untuk meraihnnya yang membuat kamu hebat. Ketekunan kamu, kerendahan hati kamu setelah pencapaiaan itu, serta tujuan dan hikmah yang ingin kamu dapatkan, itu yang terpenting. Kalau kamu berhasil mencapai sesuatu dengan bantuan orang lain, jagan mengatakan itu adalah perjuangan yang kamu lakukan sendiri." (Hal. 176)
“Di gunung, kamu akan melihat setiap orang dalam wujud aslinnya. Karakter orang akan tampak jelas, dengan segala kelebihan dan kekuranngannya, dengan segala kebaikan dan keegoisannya. Kuat atau tidaknnya dia, mandiri atau manjannya, rewel atau tegarnnya. Semua akan tampak di gunung.”
Kan keren kan?
Segeralah, rasakan sensasi altitude 3676. Pastinya reders akan terpukau dengan sensasi-sensasi beraltitude yang disajikan mbak Azzura Dayana ini. Dan, For your information sebelas alasan untuk solat akan juga terjawab di dalam Altitude 3676 ini.  




Lets enjoyed!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar